POLITEKNIK TEMPO – Division Head Human Capital Development PT BRI (Persero) Tbk Issu
Hersatyo memaparkan dampak disrupsi digital terhadap perusahaan, termasuk
dalam dunia perbankan. Ini disampaikan Issu saat mengisi kuliah umum dalam
rangka menyambut Dies Natalis II Politeknik Tempo pada
Rabu, 1 Maret 2023.
Dalam kuliah umum bertema “Disrupsi Digital
dan Pengembangan Human Capital di Perbankan” tersebut, Issu menjelaskan
bagaimana disrupsi digital telah mengubah budaya perusahaannya. Dengan mengutip
data dari Willis Towers Watson Insight, Issu mengatakan bahwa digitalisasi
membuat industri perbankan finansial, dan juga asuransi memiliki potensi
terbesar dalam automasi dan augmentasi proses, yakni sebesar 51
persen. “Disrupsi ini seperti pisau bermata dua, dapat
menguntungkan kita dan juga merugikan kita,” kata Issu.
Lebih lanjut, ia lantas mengungkapkan dampak
digitalisasi yang dialami oleh apra teller BRI. Mereka terpaksa kehilangan
pekerjaannya karena kehadiran aplikasi mobile banking, BRIMO.
Mengatasi hal ini, BRI kemudian membuat skema
bernama Strategic Workforce Planning. Skema ini mengandung tiga langkah yang
dilakukan BRI untuk memberdayakan karyawannya,
di antaranya adalah dengan mengeksekusi strategi baru dalam hal sumber daya.
“Saat awal munculnya BRIMO, kami sempat
bingung dengan nasib karyawan kami yang bekerja sebagai teller yang jumlahnya
tidak sedikit. Akhirnya, kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengembangkan karirnya dengan memberikan beasiswa pendidikan,” paparnya.
Selain memberikan kesempatan mengembangkan
karier kepada karyawannya, BRI juga membuat strategi rekruitmen agar calon
insan BRI dapat menjadi pribadi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan
zaman. Beberapa program yang saat ini tengah dijalankan BRI di antaranya adalah
pemberian beasiswa, kesempatan magang, hingga kontes kreatif.
Dalam kesempatan yang sama, Issu juga mengakui bahwa memang terjadi penurunan rekrutmen. Meski begitu, hal itu tidak terlalu mempengaruhi perusahaan. Bank BRI pun berusaha mendorong dan mengembangkan potensi yang dimiliki karyawannya. Ini dilakukan agar karyawan BRI bisa mencapai posisi tertinggi sesuai dengan kompetensinya.