Politeknik Tempo - Di tengah era perdagangan bebas dan konektivitas
digital yang kian masif, Politeknik Tempo mengambil langkah strategis untuk
membekali mahasiswanya agar siap menghadapi tantangan pasar internasional.
Melalui kuliah umum bertema “UMKM Merambah Ekspor Impor”, kampus yang bernaung
di bawah Tempo Media Group ini mengajak generasi muda memahami dunia ekspor
secara langsung dari ahlinya.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Opini, Lantai 7
Kampus Politeknik Tempo, Palmerah Barat ini menjadi bagian integral dari mata
kuliah Kewirausahaan dan Ekspor-Impor yang diasuh oleh dosen sekaligus praktisi
bisnis, Rahmi Utami, S.Sos., M.B.A.. Acara ini tidak hanya mengedepankan teori,
tetapi juga menghadirkan praktik nyata yang dapat menginspirasi mahasiswa
lintas program studi—mulai dari Manajemen Pemasaran Internasional, Desain
Media, hingga Produksi Media.
Dalam kesempatan ini, hadir sebagai narasumber utama
Inna Hanarti, S.Pd., M.M., seorang dosen Politeknik LP3I yang juga dikenal luas
sebagai pengusaha ekspor. Inna membawa angin segar dalam suasana kuliah umum
dengan membagikan pengalamannya merintis dan membesarkan usaha ekspor dari nol
hingga sukses menjalin relasi bisnis di berbagai negara.
Inna membuka sesi dengan menggambarkan potensi besar
industri ekspor Indonesia, terutama dari sektor UMKM. Menurutnya, pelaku usaha
mikro dan kecil di Indonesia memiliki peluang besar untuk menembus pasar global
asalkan mampu beradaptasi dengan regulasi, tren konsumen internasional, dan
digitalisasi perdagangan.
“Ekspor bukan hanya soal kirim barang ke luar negeri,
tapi bagaimana kita bisa memahami kebutuhan pasar global, menyesuaikan produk
dengan standar internasional, dan yang paling penting: membangun kepercayaan
lewat relasi bisnis yang profesional,” jelas Inna.
Ia menekankan pentingnya tahapan dalam ekspor, seperti
pemilihan produk unggulan, pemahaman regulasi ekspor-impor, proses sertifikasi,
hingga peran penting logistik dan dokumen pendukung seperti invoice, packing
list, serta bill of lading.
Yang menarik, Inna tak hanya berbicara soal bisnis
semata. Ia juga membagikan kisah nyata keberhasilan anak-anak didiknya yang
kini telah menjalankan usaha ekspor secara mandiri. Menurutnya, keberhasilan
itu bukan hanya hasil dari pembelajaran di kelas, tetapi juga hasil dari
keberanian mencoba dan konsistensi dalam membangun jejaring global.
“Beberapa mahasiswa saya dulunya tak tahu apa-apa soal
ekspor. Tapi sekarang mereka sudah rutin ekspor produk kreatif dan makanan
ringan ke Malaysia dan Timur Tengah. Ini membuktikan, bahwa siapapun bisa—asal
tekun, berani belajar, dan mau bekerja keras,” ungkapnya, disambut tepuk tangan
mahasiswa.
Sesi tanya jawab pun berlangsung dinamis. Salah satu
mahasiswa dari Program Studi Produksi Media, Hilmi, mengangkat pertanyaan
seputar peran platform digital dalam mendukung ekspor. “Apakah e-commerce masih bisa dipakai untuk
bisnis ekspor-impor?” tanyanya.
Inna menjawab dengan semangat bahwa e-commerce justru
menjadi katalis utama dalam memperluas pasar ekspor saat ini, terutama bagi
UMKM. Dengan memanfaatkan marketplace global seperti Alibaba, Amazon, atau
Etsy, pelaku usaha kini bisa memasarkan produk ke luar negeri tanpa harus
menunggu undangan dari pameran internasional.
“E-commerce membuka pintu seluas-luasnya. Yang terpenting adalah
kualitas produk, kredibilitas penjual, dan kesiapan logistik,” jelas Inna.
Melalui kegiatan ini, Politeknik Tempo ingin menjadi
lebih dari sekadar institusi pendidikan. Kampus ini ingin menjadi jembatan
penghubung antara mahasiswa dan dunia industri, sekaligus membuka ruang
kolaborasi dengan pelaku bisnis yang siap mendampingi mahasiswa dalam menapaki
dunia profesional.
“Kami percaya bahwa masa depan Indonesia ada di tangan
generasi muda yang mampu berpikir global, namun tetap berakar pada budaya
lokal. Kegiatan ini adalah salah satu langkah kecil menuju mimpi besar itu,”
ujar Rahmi Utami, selaku dosen pengampu.
Mahasiswa pun pulang dengan wajah cerah dan semangat
baru. Kuliah umum ini bukan hanya menyampaikan materi, tetapi juga menyemai
harapan dan kepercayaan diri, bahwa mereka pun bisa menjadi bagian dari pemain
global di masa depan.