Berita & Artikel

Perserta Webinar

Webinar PENDEKAR-BON: Mahasiswa Politeknik Tempo Gagas Edukasi Kredit Karbon untuk Generasi Muda


Oleh : Ariadne Khatarina Moniaga
25/04/2025
Bagikan :

POLITEKNIK TEMPO - PENDEKARBON, sebuah gerakan edukasi masyarakat peduli lingkungan, bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Produksi Media Politeknik Tempo sukses menyelenggarakan webinar bertajuk “PENDEKAR-BON: Yang Muda yang Dapat Kredit” pada Jumat, 25 April 2025. Acara ini merupakan inisiatif edukatif yang digagas oleh mahasiswa Politeknik Tempo sebagai upaya mengenalkan isu kredit karbon secara relevan kepada generasi muda, khususnya Gen Z. Selama dua jam, acara ini dipandu oleh Alifia Muthiah Ramadhani, mahasiswi semester 2 Program Studi Produksi Media Politeknik Tempo.

Webinar yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan publik umum ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Program Studi Produksi Media Politeknik Tempo, Rosdiana, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, Rosdiana menyampaikan rasa bangganya atas inisiatif luar biasa dari mahasiswa yang berhasil merancang kampanye #PENDEKARBON sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap isu lingkungan.

“Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang begitu cepat, mahasiswa kami tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga turut hadir dan bersuara dalam isu-isu besar yang sedang dihadapi dunia: salah satunya, perubahan iklim,” ujar Rosdiana.

Ia menekankan bahwa perubahan iklim bukanlah isu yang jauh dari keseharian, tetapi sudah sangat nyata dampaknya. Di sinilah konsep kredit karbon hadir sebagai solusi inovatif yang bisa dikomunikasikan secara menarik kepada anak muda. Kampanye PENDEKAR-BON, lanjutnya, menjadi jembatan agar isu serius ini dapat diakses dan dipahami lewat narasi yang segar, komunikatif, dan relevan dengan gaya Gen Z.


Acara ini berlanjut pada sesi diskusi bersama kedua narasumber yang dimoderatori oleh mahasiswa semester 8 Program Studi Produksi Media Politeknik Tempo, Almera Belva Razandy. Narasumber pertama dari Rekam Nusantara Foundation, L. Teguh Pambudi, PhD memperkenalkan lebih lanjut konsep kredit karbon, mulai dari pengertian dasar, mekanisme pasar karbon, hingga bagaimana skema ini bisa menjadi peluang baru bagi masyarakat, khususnya kalangan muda yang tertarik di bidang kewirausahaan sosial dan teknologi hijau. Selain itu, Teguh mengajak peserta untuk memahami urgensi krisis iklim secara menyeluruh, terutama dalam konteks Indonesia sebagai salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Ia menyoroti pentingnya edukasi lingkungan yang berkelanjutan dan menekankan bahwa generasi muda memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan yang lebih hijau.

Di akhir pemaparannya, Teguh mengajak generasi muda, khususnya Gen Z untuk dapat berpartisipasi secara lebih aktif dan inovatif dalam mengimplementasikan program kredit karbon. Menurutnya, Gen Z dapat menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kredit karbon untuk melawan perubahan iklim. Tak hanya media sosial, generasi muda dapat mengembangkan teknologi inovatif, lokakarya ataupun kampanye yang berfokus pada kredit karbon dan energi terbarukan. “Salah satunya adalah kampanye PENDEKARBON ini. Kampanye ini adalah gambaran nyata bagaimana generasi muda menggunakan suara dan pilihannya untuk menyampaikan kebenaran kepada orang banyak bahwa bumi kita perlu diselamatkan,” ujar Teguh di akhir pemaparannya.


Senada dengan Teguh, Direktorat Tata Kelola Penerapan Nilai Ekonomi Karbon (NEK), Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola NEK, Kementerian Lingkungan Hidup, Dr. Wawan Gunawan, S. Hut., M.Si menguraikan hubungan erat antara karbon kredit, keberlanjutan lingkungan, dan mitigasi perubahan iklim. Ia menjelaskan bahwa perdagangan karbon bukan sekadar instrumen ekonomi, melainkan bagian integral dari strategi global dalam menghadapi perubahan iklim. Dengan memperdagangkan hak emisi karbon, negara maupun sektor swasta didorong untuk mengurangi jejak karbon mereka, sehingga tujuan keberlanjutan bisa lebih cepat tercapai.

Dr. Wawan juga menyoroti bagaimana karbon kredit dapat menjadi sumber pendapatan negara. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dari sektor kehutanan, energi baru terbarukan, dan pengelolaan sampah untuk menghasilkan kredit karbon. Jika dikelola dengan baik, potensi ini tidak hanya memperkuat perekonomian nasional, tetapi juga mendorong terciptanya lapangan kerja baru yang berbasis ekonomi hijau.

Dalam sesi tanya jawab, Dr. Wawan juga menjelaskan peran serta pemerintah dalam program kredit karbon ini. Ia menyebut bahwa regulasi mengenai kredit karbon sudah kuat dan sesuai dengan dasar pelaksanaan program kredit karbon, baik itu secara nasional maupun internasional. Walaupun begitu, ia mengaku bahwa saat ini pemerintah sedang berusaha menjaga agar keberlangsungan program kredit karbon justru tidak membawa dampak buruk bagi lingkungan. “Banyak investor luar negeri yang langsung masuk ke dalam proyek-proyek ini tanpa melalui institusi yang berwenang. Inilah yang sedang kami sosialisasikan kepada masyarakat agar segala proses pelaksanaan proyek kredit karbon dapat dijalankan sesuai birokrasi yang ada,” ucapnya pada akhir presentasi.

Webinar “PENDEKAR-BON: Yang Muda Yang Dapat Kredit” merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kampanye kredit karbon yang diinisiasi oleh empat orang mahasiswa Program Studi Produksi Media Politeknik Tempo. Adapun keempat mahasiswa tersebut adalah Almera Belva Razandy, Putri Asma Nur Afifah, Gezwa Damar, dan Muhammad Agung Putra. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari proyek tugas akhir mereka, yang bertujuan mengangkat isu lingkungan dengan pendekatan media kreatif dan edukatif.