TEMPO.CO, Jakarta - Program Studi Produksi Media menggelar kuliah umum yang dihadiri oleh 3 angkatan, yaitu angkatan 2022, 2023, dan 2024. Kuliah umum ini mengusung tema “Dari Preman ke Prajurit: Kemaskulinan dalam Sinema Malaysia” yang dibawakan oleh dosen tamu, Dr. Fikri Hakim Jermadi.
Fikri adalah seorang filmmaker asal Malaysia sekaligus dosen di Jakarta Internasional Collage. Kuliah umum berlangsung di lantai 7, Ruang Opini, Politeknik Tempo pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Materi yang diawali dengan pertanyaan 'What is Malaysia?' sebagai pengantar pembahasan mengenai perfilman mengundang antusias mahasiswa untuk sedikit mengenal sejarah Malaysia. Fikri mengatakan top of mind orang-orang terhadap Malaysia bisa dilihat dari objek dan aktivitas wajib seperti makanan, tempat wisata, dan artis.
“Malaysia mengalami perkembangan yang pesat di segala industri pada tahun 90-an hingga dapat menjadi negara yang kaya,” ujar Fikri. Ia juga menambahkan Malaysia merupakan negara yang pertumbuhan ekonominya meningkat signifikan secara konsisten.
Dalam kuliah umum ini, Fikri membagikan kategori karya sinema Malaysia mulai dari tahun 2000 hingga 2010. Dari kategori itu, ada salah satu keunikan film Malaysia ini ternyata harus izin terlebih dahulu untuk mendalami peran karakter sebagai polisi. Dalam setiap film di Malaysia, karakter yang berkaitan dengan pemerintahan, contohnya polisi, harus memerankan yang baik-baik. Karena itu, Etika Hukum Media secara pasti akan digunakan sebagai peraturan dalam pembuatan film.
Dalam acara sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa Politeknik Tempo, Yoga Putra. Ia melontarkan pertanyaan kenapa film-film Malaysia menggunakan vintage effect? “Sebenarnya tergantung sama filmnya. Kalau filmnya menceritakan zaman dahulu bisa pakai itu, tapi kalau zaman modern ini tidak pakai effect apapun," kata Fikri.
Nurhidayat dosen Produksi Media menutup kuliah umum dengan mengajak Fikri untuk foto bersama.