Politeknik Tempo, Jakarta - Dalam rangka meningkatkan pengetahuan akan personal branding dan menemukan persona diri, Politeknik Tempo mengadakan kuliah umum yang berjudul “Personal Branding Content Creator Temukan Persona Kalian” yang disampaikan oleh Temi Budi Satria, Creative & Branding Consultant. Kuliah umum yang dimulai pukul 10.00 dan dihadiri oleh mahasiswa dari Program Studi, Produksi Media, Desain Media, dan Manajemen Pemasaran Internasional ini bertempat di ruang Opini, Lt 7 Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Barat.
Temi mengawali pemaparan materi dengan pertanyaan, “Apakah personal branding itu penting?”.
Pertanyaan ini disambut dengan pendapat mahasiswa Politeknik Tempo, Hilmi dan Rizqy.
Mereka memberikan pendapat tentang apa itu personal branding. “Persepsi
masyarakat terhadap diri kita,” Hilmi menjawab.
Temi menjelaskan pentingnya menjadi diri sendiri untuk menciptakan personal
branding bagi para content creator.
Hal ini karena semua itu dapat dilihat orang lain, apa yang sebenarnya menarik dari
dalam diri.
“Sebagai contoh, Hilmi dan Rizqy adalah seorang barista. Kopi yang
Hilmi jual tidak lebih enak dari punya Rizqy, namun Hilmi punya branding
diri yang lebih baik sehingga orang-orang lebih suka beli di Hilmi. Oleh
karena itu, penting memahami personal branding," Temi menjelaskan. Contoh
sederhana tersebut membuat animo pada sesi tanya jawab meningkat dan mahasiswa terlihat
begitu antusias.
Seperti Maysha, mahasiswi Desain Media yang berulang kali mengajukan
pertanyaan. "Bagaimana sih mengurangi rasa jenuh bikin konten? Dan
bagaimana cara membuat konten yang menarik?” ucap dia. Pertanyaan Maysha dijawab dengan semangat oleh Temi. "Ada dua cara, pertama set analisa
creative, yang mana cek engagement kemudian bikin sesuatu yang
baru, bikin sesuatu yang lagi rame. Kedua, ngonten itu dibikin happy
aja karena jadi content creator itu kerjanya becanda tapi gajinya
serius,” jawab Temi.
Temi sendiri berkecimpung pada bidang audio visual sejak 1993. Seiring
perkembangan zaman, ia lalu berfokus pada konten digital, TV, agensi, dan PH (Production House). Ia juga menuturkan, rasa bosan adalah cikal bakal dari kreativitas.
Ketika seseorang merasa bosan, lahirlah sebuah ide untuk berkarya. Kreativitas
seseorang tidak bisa ditandingi oleh teknologi. Temi menegaskan, selain
kreatif, kunci penting untuk menjadi content
creator adalah konsisten, konsisten, dan konsisten. Tidak hanya dalam
membuat konten, namun konsisten juga perlu diterapkan dalam riset konten.