POLITEKNIK TEMPO – Mahasiswa baru
Politeknik Tempo Angkatan 2024/2025 mengikuti hari kedua Pengenalan Kehidupan
Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) pada hari ini, Selasa, 3 September 2024. Dosen
Pengampu Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, Dr. Devi Marlita dan Ketua
Senat Politeknik Tempo, Muhammad Taufiqurohman menjadi pemateri pada sesi
diskusi hari ini.
Pada sesi diskusi pagi, Dosen Pengampu Mata
Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, Dr. Devi Marlita memaparkan materi mengenai
kehidupan berbangsa, bernegara, dan pembinaan kesadaran bela negara. Sesi ini dipandu
oleh mahasiswi program studi Produksi Media, Princess Michelle Geraldine Manik
sebagai moderator.
Untuk menciptakan situasi diskusi yang
khidmat, Devi mengajak seluruh mahasiswa baru untuk menyanyikan lagu
kebangsaan, Indonesia Raya. Setelahnya, ia menjelaskan konsep dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara. Menurut Devi, pengamalan kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat dilakukan melalui hal-hal sederhana, seperti mengenal hak, menjalani
kewajiban, mengamalkan norma-norma sosial, dan lain-lain. Selain itu, Devi mengingatkan
mahasiswa baru untuk menjalani perkuliahan dengan sungguh-sungguh sebagai
contoh sikap bela negara. “Jika nilai-nilai Pancasila, kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bela negara semuanya dilaksanakan dengan baik, saya makin negara
ini akan damai dan aman,” kata Devi di akhir pemaparannya.
Setelah mendengarkan pemaparan, para
mahasiswa baru mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan
narasumber. Mahasiswa baru program studi Produksi Media, Jea Amelia meminta
tanggapan Devi mengenai oknum-oknum yang melakukan pungutan liar (pungli) di
lembaga publik. “Jika kita ingin menuntut hak ke lembaga tertentu dan tahu
kalau ada oknum yang meminta bayaran tertentu, kita jadi malas untuk meminta
hak kita. Bagaimana tanggapan Ibu atas hal tersebut?”, tanya Jea. Devi pun
menuturkan bahwa selain memiliki hak, seseorang juga memiliki kewajiban, salah
satunya mengingatkan orang lain jika ada hal yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. “Tetap datang, tetap mintakan hak kita, dan ingatkan
oknum tersebut bahwa pungli tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ucap
Devi.
Di siang hari, Ketua Senat Politeknik Tempo, Muhammad Taufiqurohman yang
juga akrab sapa dengan MTQ menjadi narasumber pada diskusi dengan tema
“Perguruan Tinggi di era Revolusi Industri 5.0 dan Kehidupan Kampus”. Adapun
moderator pada sesi ini adalah Cyrill Adrian, mahasiswa program studi Manajemen
Pemasaran Internasional.
MTQ memulai pemaparannya dengan menjelaskan awal mula kehadiran dan
manfaat revolusi industri 5.0. Menurutnya, revolusi industri 5.0 mempermudah
aktivitas masyarakat sehari-hari, terutama semenjak kehadiran kecerdasan
artifisial. Dalam konteks dunia pendidikan, saat ini, banyak perguruan tinggi
di Indonesia yang sudah beralih ke buku digital. Meskipun begitu, kemampuan
kecerdasan artifisial untuk membaca semua informasi di dunia maya menjadi alarm
peringatan bagi semua orang. “Ini jadi tugas kita bersama, termasuk dengan
dosen, untuk meningkatkan skill dan profesionalisme,” ucap MTQ.
Selain skill dan profesionalisme, MTQ mengatakan bahwa ada satu
hal lainnya yang lebih penting, yaitu etika. “Mengapa penting? Ya, karena
banyak mahasiswa sekarang yang membuat tugas atau paper dengan tidak
mencantumkan sumber atau kredit yang jelas. Asal ambil aja,” jelasnya.
Perubahan kebijakan politik hingga iklim ekonomi juga menjadi tantangan yang
akan dihadapi oleh mahasiswa di era revolusi industri 5.0. Oleh karena itu, di
akhir pemaparannya, MTQ mengajak seluruh mahasiswa baru untuk menjadi pribadi yang
lebih kritis, cepat tanggap, dan memiliki daya produktivitas yang
berkelanjutan.
Politeknik Tempo adalah kampus vokasi yang didirikan oleh Yayasan Rumah
Edukasi Tempo dan berlokasi satu gedung dengan industri Tempo Media Group,
Politeknik Tempo memiliki tiga program studi, yakni Desain Media, Manajemen
Pemasaran Internasional, dan Produksi Media.
Kampus vokasi Politeknik Tempo memiliki sistem perkuliahan 40 persen
teori dan 60 persen praktik. Kurikulum ini diharapkan dapat memberikan solusi
bagi anak muda yang ingin terus kreatif, mandiri, dan siap kerja.